sekata.id, TANJUNG – Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Tabalong mengikutsertakan delegasinya dalam kegiatan Karang Pamitran Nasional (KPN) dan Kemah Bela Negara Nasional (KBN) 2023.
Adapun untuk kegiatan KPN diikuti oleh delapan orang pembina pramuka putra dan tujuh orang pembina pramuka putri. Kegiatan ini akan berlangsung pada 3 sampai 8 Juli 2023 di Bumi Perkemahan Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur.
Sedangkan KBN diikuti oleh pramuka tingkat penggalang atau Sekolah Menengah Pertama sederajat sebanyak 32 orang, 16 putra dan 16 putri. Kegiatan ini akan berlangsung pada 10 sampai 16 Juli 2023 di Taman Wisata Kiram Park, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Secara resmi rombongan kontingen Kwarcab Tabalong dilepas oleh Wakil Bupati Tabalong, Mawardi yang juga selaku Ketua Kwarcab Tabalong, Selasa (27/06/2023)
Acara pelepasan berlangsung di Halaman sekretariat Kwarcab Tabalong yang dihadiri sejumlah pengurus.
Dalam kesempatan itu, Mawardi berpesan kepada pembina pramuka yang mengikuti KPN agar dapat menjadikan kegiatan tersebut sebagai ajang evaluasi pendidikan kepramukaan.
“Yakni sejauh mana SKU dan SKK dapat dilaksanakan, sejauh mana SKU dapat meningkatkan kecerdasan Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik (Sesosif),” ujarnya.
Disampaikan Mawardi, melalui KPN pembina pramuka diharapkan dapat mengetahui sejauh mana SKK mempengaruhi kemandirian peserta didik dan sejauh mana SKK dapat dikembangkan.
“Sehingga pramuka dapat melakukan learning to know, learning to do, learning to live together, learning to share, learning to earn, learning to serve, dan learning to be,” ungkapnya.
Kemudian kepada peserta KBN, Mawardi berpesan agar dapat dijadikan sebagai wadah pembinaan dan pendidikan bagi pramuka penggalang, untuk penanaman sikap dan perilaku Bela Negara, sebagai kelanjutan dari Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Menurut Mawardi, tujuan kegiatan kegiatan KBN adalah untuk mewujudkan generasi yang memiliki tekad dan sikap warga negara yang menyeluruh dan terpadu, dengan dilandasi Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rasa cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara.
“Serta yakin terhadap kesaktian Pancasila, guna menghadapi setiap Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG), yang membahayakan bagi kemerdekaan, kedaulatan, persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan nilai-nilai Pancasila,” pungkasnya. (arf)