sekata.id, TANJUNG – Seorang pria diduga bikin resah para peziarah di Makam Syekh Muhammad Nafis, Desa Binturu, Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong.
Diketahui pria tersebut berinisial RB alias Wali Beayun (42), Warga Desa Takulat, Kecamatan Kelua. Selain bikin resah, RB juga mengaku sebagai keturunan langsung dari Syekh Muhammad Nafis.
Kapolres Tabalong AKBP Riza Muttaqin, melalui Kasubsi Penmas Sihumas Aipda Irawan Yudha Pratama mengatakan, kejadian berawal pada, Minggu (17/07/2022) sekitar pukul 16.30 wita, saat seorang peziarah berinisial MY yang sedang membaca doa di makam Syekh Muhammad Nafis.
MY yang usai membaca doa kemudian dihampiri oleh RB dan di situ RB berbicara serta bertanya kepadanya dengan nada marah.
“Kenapa ikam kada percaya kalau aku keturunan syekh nafis, kalau kada percaya datang ke rumah,” kata Aipda Irawan mengulang ucapan RB, Senin (18/07/2022).
Tak hanya berbicara dengan nada marah, RB juga sempat beberapa kali berniat ingin memukul namun MY berhasil mengelak.
Meski MY sempat mengelak, namun kakinya berhasil ditangkap oleh RB. Saat kakinya tertangkap, RB berupaya mengangkat tubuh MY namun kemudian aksinya dilerai oleh warga sekitar dan para peziarah yang ada di lokasi kejadian.
“Dalam kejadian itu RB juga mengeluarkan kata – kata kepada MY kubunuh ikam kaina malam tanpa mengeluarkan alat atau benda lainnya untuk mengancam MY, hanya dengan lisan saja pengancamannya,” jelas Aipda Irawan.
Tak lama usai kejadian, aksi RB pun viral di sosial media. RB diduga membuat kegaduhan di Makam Syekh Muhammad Nafis serta membubarkan para penziarah lainnya yang berada di aula makam.
Aksinya yang viral di sosial kemudian di respon cepat oleh petugas Satreskrim Polres Tabalong.
RB akhirnya berhasil diamankan di rumahnya pada, Minggu (17/07/2022) malam.
Petugas mendatangi kediaman RB yang diduga melakukan perbuatan yang mengganggu stabilitas Kamtibmas Tabalong di Desa Takulat, Kelua, Tabalong dan kemudian mengamankannya ke Polres Tabalong.
“Saudara RB dibawa dan diamankan di Polres Tabalong guna proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut,” pungkas Aipda Irawan. (anb)