sekata.Id, TANJUNG – Sejumlah warga Desa Maburai, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong melakukan aksi demo menuntut pihak perusahaan PT Putra Perkasa Abadi (PPA) karena tidak ada kejelasan perihal penerimaan tenaga kerja lokal.
Puluhan warga mulai geruduk mess PT PPA sekitar pukul 09.30 Wita yang sebelumnya merupakan kantor perusahaan pertambangan tersebut pada, Rabu (02/11/2022).
Salah seorang warga setempat, Indra menyampaikan, bahwa dirinya bersama masyarakat menuntuk empat hal terkait memperdayakan tenga kerja lokal karena desanya masuk dalam ring satu kawasan pertambangan pihak perusahaan.
“Yang pertama, kami PT Putra Perkasa Abadi (PPA) wajib menerima tenaga kerja lokal, kemudian setiap tahun wajib menerima tenaga kerja lokal minimal 5 orang, dan yang ketiga kami meminta pihak perusahaan melakukan pelatihan kerja demi meningkatkan skill warga Desa Mabarui dan memberdayakan usaha lokal warga,” katanya ditemui saat aksi.
Diungkapkannya, pihaknya juga meminta transparansi regulasi penerimaan karyawan yang mengumatakan kesetaraan sehingga tenaga lokal bisa mendapatkan kesempatan yang sama bisa diterima sebagai karyawan di perusahaan tersebut.
“Tanggapan dari perusahaan cukup bagus, namun berhubung pihak penanggungjawab masih cuti, jadi akan diakan pertemuan kedua paling lama pada tanggal 22 November 2022 dan akan memunggu tanggapam langsung dari pimpinan perusahaan,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, H Saleh. Ia mengatakan kecenderungan dan kekecewaan masyarakat karena semakin banyak kendaraan yang terpakir di depan mess sehingga dirinya bersama warga timbul rasa kecurigaaan karena pihak perusahaan tidak ada pemberitahuan terkait lowongan penerimaan.
“Jadi kami minta pihak perusahaan, jika ada lowongan agar bisa disampaikan ke aparat desa ataupun pihak yang berwenang agar kita warga ini bisa tahu, biarpun disana mencuci atau bersih-bersih, asal disampaikan kalau ada warga yang mampu bekerja disana,” katanya.
Kekecewaan juga disampaikan Dedy Hariadi selaku koordinator aksi. Dirinya sendiri mengaku bahwa pernah mengantarkan lamaran sesuai permintaan pihak perusahaan tersebut bersama ketua RT setempat, namun tidak ada tanggapan terkait kelanjutannya.
“Hanya ditanggapi satu kali saja saat mengantar, setalah kedua kalinya tidak ada tanggapan, saya coba telpon dan mendatangi ke kantor, ternyata yang diterima hanya bagian mekanik dan operator, jadi hal ini beda dengan apa yang sudah diminta,” bebernya.
Sementara, Koordinator Sarana PT PPA, Akhmad Nurul Fahmi mengatakan, terkait tuntutan warga pihaknya akan mengadakan pertemuan yang ditempuh langkah medias langsung dengan pimpinan perusahaan.
“Sesuai dengan permintaan, warga ingin selambatnya mediasi ini dilaksanakan pada 22 November ini,” ujarnya. (sah)