sekata.id, TANJUNG – Malam Nisyfu Sya’ban dikenal sebagai Malam Pertengahan Sya’ban, yang merujuk pada malam yang jatuh pada tanggal 15 bulan Sya’ban dalam kalender Islam.
Istilah “nisfu” berarti “pertengahan” dalam bahasa Arab. Keutamaan malam Nisfu Syaban selalu dimanfaatkan umat Muslim untuk beribadah, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Keutamaan malam Nisfu Syaban juga dikaitkan dengan pengampunan dosa dan Umat Muslim meyakini bahwa pada malam ini, Allah SWT memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan memohon ampunan-Nya.
Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang melakukan berbagai ibadah dan amalan baik pada malam ini, untuk memohon ampunan-Nya
Malam Nisfu Syaban juga sering dijadikan sebagai waktu untuk melakukan perenungan diri, merenungkan perbuatan di masa lalu, dan memperbaiki kualitas spiritual.
Umat Muslim memanfaatkan malam ini sebagai momen untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta memperbaiki hubungan dengan-Nya dan sesama manusia.
Berikut ini 5 keutamaan malam nisyfu sya’ban beserta amalannya yang berhasil dirangkum, simak apa saja.
1. Dikabulkanya setiap do’a
2. Diampuni dosanya oleh Allah SWT
3. Malam pengampunan dosa
4. Peningkatan rejeki dan keselamatan
5. Mengamalkan amalan beribadah lebih banyak
Adapun amalan yang dianjurkan pada malam nisyfu sya’ban juga sebagai berikut.
a. Membaca Al-Quran: Malam Nisfu Syaban menjadi waktu yang tepat untuk membaca Al-Quran dengan penuh khusyuk dan merenungkan maknanya.
b. Shalat Malam (Tahajjud): Melaksanakan shalat sunnah malam, terutama shalat Tahajjud, adalah amalan yang sangat dianjurkan pada Malam Nisfu Syaban.
c. Berzikir dan Berdoa: Malam Nisfu Syaban juga menjadi waktu yang tepat untuk berzikir dan berdoa kepada Allah SWT.
d. Bersedekah dan Berbuat Baik: Malam Nisfu Syaban juga menjadi momen yang baik untuk bersedekah dan melakukan perbuatan baik kepada sesama.
Melansir dari laman liputan6.com, do’a yang dibaca umat muslim Indonesia biasanya merujuk pada kitab Maslakul Akhyar karya Mufti Betawi, Syekh Sayyid Utsman bin Yahya sebagai berikut :
“Allāhumma yā dzal manni wa lā yumannu ‘alaika yā dzal jalāli wal ikrām, yā dzat thauli wal in‘ām, lā ilāha illā anta zhahral lājīna wa jāral mustajīrīna, wa ma’manal khā’ifīn. Allāhumma in kunta katabtanī ‘indaka fī ummil kitābi asyqiyā’a au mahrūmīna au muqattarīna ‘alayya fir rizqi, famhullāhumma fī ummil kitābi syaqāwatī, wa hirmānī waqtitāra rizqī, waktubnī ‘indaka su‘adā’a marzūqīna muwaffaqīna lil khairāt. Fa innaka qulta wa qaulukal haqq fī kitābikal munzali ‘ala lisāni nabiyyikal mursali “Yamhullāhu mā yasyā’u wa yutsbitu wa ‘indahū ummul kitāb.” Wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī wa sallama, walhamdulillāḥi rabbil ‘ālamīn.”
Artinya:
“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, keluarga, beserta sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”(Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, hal. 77-80). (Ihn)